Sistem Perilaku Organisasi

Sistem Perilaku Organisasi

Definisi sederhana dari organisasi adalah suatu kelompok orang yang mempunyai
tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa, uang, pengetahuan
dan lain – lain. Tujuan disini dapat di definisikan sebagai output, dan untuk menjadi output
di perlukan input. Input dapat berupa raw material, sumber daya manusia, uang, informasi
dan lain – lain. Sistem sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi atau energi.
Di dalam organisasi terjadi konversi dari input menjadi output dan di perlukan
banyak proses yang saling berhubungan dari fungsi-fungsi struktural yang ada sebagai
contoh RND, Produksi, Accounting, Marketing, IT dan lain -lain. Proses berjalan sampai
menjadi output dan akan di dapat data yang di hasilkan selama berjalan. Diharapkan data
dapat diolah menjadi informasi dan di kembalikan kembali ke setiap fungsi departemen
dimana akan di gunakan untuk mengukur kinerja, kontrol dan untuk pendukung dari
pengambilan keputusan. Ratusan atau ribuan proses ini saling berhubungan dan bekerja
sama dapat kita namakan dengan istilah business process. Business process akan
berkembang terus sejalan dengan berkembangnya organisasi.
Organisasi bukan sekedar shared vision, strategy, structure, system, style, staff and
skills. Organisasi bisa dilihat sebagai sistem sosial, ini cara paling pas melihat organisasi dari
perspektif lebih lebar. Inilah cara menterjemahkan “patterns” dan “events”. Pada masa lalu,
kita melihat organisasi hanya fokus pada bagian-bagian tertentu. Bila sebuah departemen
bekerja bagus sendiri dan tak terkoneksi dengan departemen lainnya, akibatnya organisasi
akan menderita.

ORGANISASI SEBAGAI SISTEM SOSIAL

Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa pengertian organisasi adalah suatu
kelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa
barang, jasa, uang, pengetahuan dan lain – lain. Sedangkan pengertian dari sosial adalah
manusia yang berkaitan dengan masyarakat dan para anggotanya(dikutip dari
W3dictionary). Dengan demikian system sosial merupakan orang-orang dalam masyarakat
dianggap sebagai sistem yang disusun oleh karakteristik dari suatu pola hubungan dimana
sistem tersebut bekerja untuk mewujudkan keinginannya. Beberapa hal yang
menggambarkan organisasi sebagai system social antara lain dengan adanya organisasi
social dan organisasi social.
Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana
orang bertindak di dalam organisasi. Dengan demikian dalam kaitannya dengan organisasi
sebagai sistem sosial maka kajian perilaku organisasi mencakup berbagai aspek seperti :
publik, bisnis, sosial dll. organisasi akan berjalan dengan baik
jika diatur dengan sistem yang baik sehingga cakupan sosial didalamnya dapat bekerja
sesuai pakem yang telah diatur dalam suatu sistem. Cakupan social yang dimaksud adalah
pekerjaan, komunikasi serta koordinasi yang dilakukan dalam organisasi tersebut untuk
mencapai tujuan bersama.
Faktor faktor Organisasi antara lain(menurut John Willey)
– Manusia
– Teknologi yang digunakan
– Tugas/ kerja
– Budaya organisasi
Manusia merupakan salah satu factor penting dalam organisasi. Manusia itu sendiri
merupakan makhluk social. Dan dalam organisasi manusia bekerja tidak sendiri, maka
manusia melakukan komunikasi serta koordinasi dalam bekerja. Dengan demikian aspek
social tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Dan dapat dikatakan juda bahwa Sistem social
itu juga merupakan organisasi dan sebaliknya.

sumber: eziekim.wordpress.com/2010/01/…/sistem-perilaku-organisasi

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Hubungan timbal balik antara manajemen organisasi dan tata kerja

Hubungan timbal balik antara manajemen organisasi dan tata kerja.

Manajemen dan tata kerja

Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana(how) agar sumber-sumber dan waktu yang tersedia dan amat di perlukan dapat di manfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat.

Pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya di tunjukkan untuk:

Menghindari terjadinya pemborosan di dalam pendayagunaan sumber-sumber dan waktu yang terjadi

Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam peroses pencapaian tujuan.

Menjamin adanya pembagian kerja , waktu dan koordinasi yang tepat.

Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja adalah:
Manajemen : menjeaskan perlunya afa proses kegiatan dan  pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang di perlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan

Tata kerja: menjelaskan bagaimana proses kegiatan ini harus di laksanakan sesuai dengan sumber-sember dan waktu yang tersedia

Manajemen , organisasi dan tata kerja
Eratnya hubungan ke tiga nya adalah sebagai berikut:
i.           Manajemen : peroses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia
ii.           Organisasi    : alat bagi pencapainya tujuan tersebut dan  alat bagi pengelompokkan kerja sama
iii.           Tata kerja     :   pola orang-orang bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut  harus di lakukan sebagai tujuan tercapai secara efisien

Posted in Uncategorized | Leave a comment

ARTI PENTINGNYA ORGANISASI DAN METODE

ARTI PENTINGNYA ORGANISASI DAN METODE

A)        Pengertian
B)       Manajemen organisasi
C)     Manajemen tata kerja

D)   Hubungan organisasi dan tata kerja
Istilah organisasi dapat di katakan sebagai wadah (sekelompok manusia untuk saling bekerja sama), proses(pengelompokkan manusia dalam suatu kerja dan metode).
Istilah metode adalah suatu tata kerja yang dapat mencapai tujuan secara efisien .

A. Pengertian  organisasi dan metode
Adalah rangkaian peroses kegiatan yang harus di lakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang menentukan bagi berhasilnya peroses manajemen bagi berhasilnya peroses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah di tetapkan.
Dari pengertian di atas terkandung beberapa maksud yaitu;

organisasi dan metode Merupakan kunci atau syarat pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya

organisasi dan metode Penting bagi kegiatan manajemen]

organisasi dan metode Dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersediaorganisasi dan metode Berguna dalam meningkatkan efisiensi kerja untuk mencapai tujuan

Dari pengertian di atas dapat di lihat sangat erat hubungan antara manajemen dengan organisasi dan metode.dan dapat di katakan bahwa organisasi dan metode adalah penghususan dari manajemen
Manajemen adalah peroses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar umat manusia.
Kegiatan manajemen adalah :

planning (perencanaan)

Organizing (pengorganisasian )

Motivating (pendorong)

Contrilling (pengendalian)

Manajemen tidak dapat bekerja tanpa adanya sarana dan sumber-sumber yang tepat

Menurut george terry

Manusia dan tenaga kerja (manppower)

Uang dan dana (money)

Bahan-bahan atau material (materials)

Mesin dan peralatan (mechines and equipment)

Tata kerja  (methods)

Pasar (marjert)

B.  Manajemen dan organisasi
Untuk dapat mencapai tujuan maka  perlu di bentuk sebuah organisasi yang pada pokoknya secara fungsuonal dapat di artikan sebagai sekelompokm manusia yang di persatukan dalam suatu lingkungan kerja sama yang efisien untuk mencapai tujuan.dapat di katakan bahwa fungsi organisasi sebagai alat oleh manajemen untuk mencapai tujuan.jadi dalam rangka manajemen harus ada organisasi.

Organisasi Formal :

Yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional.

Organisasi Informal :

Yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak dikoordinir untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempunyai tujuan bersama, dimana kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

sejarah organisasi

Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912
oleh Tiga Serangkai, yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).
Organisasi ini mempunyai citacita
untuk menyatukan semua golongan
yang ada di Indonesia, baik
golongan Indonesia asli maupun golongan
Indo, Cina, Arab, dan sebagainya.
Mereka akan dipadukan
dalam kesatuan bangsa dengan
membutuhkan semangat nasionalisme
Indonesia.
Cita-cita IP banyak disebar
luaskan melalui surat kabar De
Expres. Di samping itu juga disusun
program kerja sebagai berikut:
1) meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia).
2) memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang
pemerintahan, maupun kemasyarakatan.
3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama
yang satu dengan yang lain.
4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan.
5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
6) dalam hal pengajaran, kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan
ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Melihat tujuan dan cara-cara mencapai tujuan seperti tersebut di atas maka
dapat diketahui bahwa IP berdiri di atas nasionalisme yang luas menuju Indonesia
merdeka. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa IP merupakan partai politik
pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi. Dalam waktu yang singkat telah
mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang 7.000 orang yang kebanyakan
orang Indo.
Oleh karena sifatnya yang progresif menyatakan diri sebagai partai politik
dengan tujuan yang tegas, yakni Indonesia merdeka sehingga pemerintah menolak
untuk memberikan badan hukum dengan alasan IP bersifat politik dan
hendak mengancam ketertiban umum. Walaupun demikian, para pemimpin
IP masih terus mengadakan propaganda untuk menyebarkan gagasan-gagasannya.
Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda
adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was
(seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan
di daerah jajahan. Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan
pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin IP dijatuhi
hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat
pengasingannya.
Dengan diasingkannya ketiga pemimpin IP maka kegiatan IP makin
menurun. Selanjutnya, IP berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada
tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP). NIP tidak pernah
mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan
perkumpulan orang-orang terpelajar.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

desain organisasi formal dan informal

Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal

1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.

 

sumber1

Posted in Uncategorized | Leave a comment

pengertian organisasi dan metode

organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Organisasi identik dengan sekelompok individu yang terstruktur dan sistematis yang berada dalam sebuah sistem. Pengertian organisasi adalah wadah untuk sekelompok individu berinteraksi dalam wewenang tertentu. Organisasi yang dibentuk terdiri dari berbagai kelompok yang memiliki kepentingan yang sama untuk mewujudkan tujuan bersama.

Definisi Umum

Secara umum, organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara struktural dan sistematis. Berdasarkan definisi tersebut, organisasi memiliki beberapa batasan-batasan yang dapat digambarkan dalam sebuah organisasi.

Berikut ini adalah syarat-syarat tertentu yang harus terpenuhi dalam sebuah organisasi.

* Adanya struktur atau jenjang jabatan, kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan karyawan.
* Dalam sebuah organisasi, ada pembagian kerja. Artinya, setiap individu dalam institusi, baik yang sifatnya komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

Secara umum, organisasi juga dapat diartikan sebagai wadah tempat orang-orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam hal memanfaatkan sumber daya materi maupun nonmateri sarana dan prasarana, dan data yang digunakan secara efisien serta efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

sumber

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Rencana dalam Bidang SPM dan Manajemen

SPM adalah Suatu alat dari alat-alat lainya untuk mengimplementasikan strategi yang berfungsi untuk memotivasi anggota-anggota organisasi guna mencapai tujuan organisasi
Definisi lain:
SPM adalah Perolehan dan penggunaan informasi untuk membantu mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui organisasi dan utnuk memandu perilaku manajemen / suatu sistem pengecekan intern dapat didefinisikan sebagai koordinasi suatu sistem akun dan prosedur terkait sedemikian rupa sehingga seorang pegawai yang melaksanakan tugasnya secara independen dan terus menerus tercek (teruji) oleh pekerjaan pegawai lain tentang elemen tertentu yang mencakup kemungkinan adanya kecurangan. Perkembangan ekonomi dan bisnis semakin maju secara signifikan yang dipicu oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai aspek memberikan berdampak pada semakin tingginya risiko yang dihadapi suatu organisasi. Hal ini memicu pemahaman atas pengendalian yang semakin luas.
KONSEP DASAR:

Konsep dasar yang memberikan kerangka bagi perancangan dan penerapan sistem pengendalian manajemen meliputi:
1. komponen operasi atau kegiatan yang terpasang secara terus menerus
(A continuous built-in component of operations);
2. pengendalian manajemen dipengaruhi oleh manusia; dan
3. memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak.

Secara rinci ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komponen operasi yang terpasang secara terus menerus
Pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian tindakan dan
aktivitas yang terjadi pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan
secara terus menerus. Pengendalian manajemen bukanlah suatu
sistem terpisah dalam suatu organisasi, melainkan harus dianggap
sebagai bagian integral dari setiap sistem yang dipakai manajemen
untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya.
Pengendalian intern dapat disebut pula pengendalian manajemen
yang terpasang dalam organisasi sebagai bagian dari sarana prasarana
organisasi guna membantu manajemen menjalankan organisasi dan
mencapai tujuannya. Dengan demikian perkembangan pengetahuan
dan teknologi yang menghasilkan timbulnya gagasan baru berupa
penerapan mekanisme/metode/cara kerja baru menuntut adanya pemodifikasian sistem pengendaliannya yang berjalan secara terus
menerus.
Contoh: adanya media akses nasabah perbankan melalui internet
banking system menuntut pemodifikasian pengamanan dalam sistem
pengendalian manajemen perbankan sehingga para nasabah
diharapkan tidak mengalami kerugian akibat tindakan pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
2. Pengendalian Manajemen dipengaruhi oleh manusia
Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa suatu organisasi memiliki
pedoman (manual) sistem pengendalian manajemen yang baik, namun
tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga pengendalian
manajemen yang telah dirancang tersebut tidak memberikan
kontribusi positif bagi organisasi. “A man behind the gun” adalah
istilah yang cocok dengan faktor ini.
Sistem pengendalian manajemen dapat berjalan efektif jika
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh manusia. Tanggung jawab
berjalannya sistem pengendalian manajemen sangat tergantung pada
manajemen. Manajemen menetapkan tujuan, merancang dan
melaksanakan mekanisme pengendalian, memantau serta
mengevaluasi pengendalian. Dengan demikian, seluruh pegawai dalam
organisasi memegang peranan penting untuk mencapai
dilaksanakannya sistem pengendalian manajemen secara efektif.
Karakter dan motivasi manusia memegang peranan penting dalam
membangun suatu sistem pengendalian manajemen yang efektif.
3. Memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang
mutlak
Perancangan suatu sistem pengendalian manajemen didasarkan pada
pertimbangan biaya–manfaat. Tidak peduli betapa baiknya perancangan dan pengoperasian suatu pengendalian manajemen
dalam suatu organisasi, sistem itu tidak dapat memberikan jaminan
keyakinan yang mutlak agar tujuan organisasi dapat tercapai. Faktorfaktor
dari luar yang mempengaruhi manajemen dapat mempengaruhi
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Kesalahan manusia, pertimbangan yang keliru, dan adanya kolusi
adalah contoh faktor–faktor yang dapat menghalangi pencapaian
tujuan organisasi sebagaimana yang diinginkan. Dengan demikian,
pengendalian manajemen dapat memberikan keyakinan yang
memadai, tidak mutlak dalam mencapai tujuan organisasi.

JENIS PENGENDALIAN MANAJEMEN
Sistem pengendalian manajemen dapat dibagi dalam 5 (lima) jenis:
1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)
2. Pengendalian deteksi (detective controls)
3. Pengendalian koreksi (corrective controls)
4. Pengendalian pengarahan (directive controls)
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)
Rincian kelima jenis pengendalian di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pengendalian pencegahan (preventive controls)
Pengendalian pencegahan dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
suatu kesalahan. Pengendalian ini dirancang untuk mencegah hasil
yang tidak diinginkan sebelum kejadian itu terjadi. Pengendalian
pencegahan berjalan efektif apabila fungsi atau personel
melaksanakan perannya. Contoh pengendalian pencegahan meliputi:kejujuran, personel yang kompeten, pemisahan fungsi, reviu
pengawas dan pengendalian ganda.
Sebagaimana peribahasa mengatakan “lebih baik mencegah daripada
mengobati” demikian pula dengan pengendalian. Pengendalian
pencegahan jauh lebih murah biayanya dari pada pengendalian
pendeteksian atau korektif. Ketika dirancang ke dalam sistem,
pengendalian pencegahan memperkirakan kesalahan yang mungkin
terjadi sehingga mengurangi biaya perbaikannya. Namun demikian,
pengendalian pencegahan tidak dapat menjamin tidak terjadinya
kesalahan atau kecurangan sehingga masih dibutuhkan pengendalian
lain untuk melengkapinya.
2. Pengendalian deteksi (detective controls)
Sesuai dengan namanya pengendalian deteksi dimaksudkan untuk
mendeteksi suatu kesalahan yang telah terjadi. Rekonsiliasi bank atas
pencocokan saldo pada buku bank dengan saldo kas buku organisasi
merupakan kunci pengendalian deteksi atas saldo kas.
Pengendalian deteksi biasanya lebih mahal daripada pengendalian
pencegahan, namun tetap dibutuhkan dengan alasan:
Pertama, pengendalian deteksi dapat mengukur efektivitas
pengendalian pencegahan.
Kedua, beberapa kesalahan tidak dapat secara efektif dikendalikan
melalui sistem pengendalian pencegahan sehingga harus ditangani
dengan pengendalian deteksi ketika kesalahan tersebut terjadi.
Pengendalian deteksi meliputi reviu dan pembandingan seperti:
catatan kinerja dengan pengecekan independen atas kinerja,
rekonsilasi bank, konfirmasi saldo bank, kas opname, penghitungan
fisik persediaan, konfirmasi piutang/utang dan sebagainya.
3. Pengendalian koreksi (corrective controls)
Pengendalian koreksi melakukan koreksi masalah-masalah yang
teridentifikasi oleh pengendalian deteksi. Tujuannya adalah agar
supaya kesalahan yang telah terjadi tidak terulang kembali. Masalah
atau kesalahan dapat dideteksi oleh manajemen sendiri atau oleh
auditor. Apabila masalah atau kesalahan terdeteksi oleh auditor,
maka wujud pengendalian koreksinya adalah dalam bentuk
pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi auditor.
4. Pengendalian pengarahan (directive controls)
Pengendalian pengarahan adalah pengendalian yang dilakukan pada
saat kegiatan sedang berlangsung dengan tujuan agar kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan atau ketentuan yang berlaku.
Contoh atas pengendalian ini adalah kegiatan supervisi yang dilakukan
langsung oleh atasan kepada bawahan atau pengawasan oleh mandor
terhadap aktivitas pekerja.
5. Pengendalian kompensatif (compensating controls)
Pengendalian kompensatif dimaksudkan untuk memperkuat
pengendalian karena terabaikannya suatu aktivitas pengendalian.
Pengawasan langsung pemilik usaha terhadap kegiatan pegawainya
pada usaha kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi merupakan
contoh pengendalian kompensatif.
E. KETERBATASAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Patut disadari bahwa sebaik apapun manajemen merancang suatu sistem
pengendalian manajemen dalam organisasi kelemahan atau keterbatasan
tetap ada. Kunci utamanya ada pada manusia. Beberapa keterbatasan
yang dapat diidentifikasikan antara lain:1. Kurang matangnya suatu pertimbangan
Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya keterbatasan
manusia dalam pengambilan keputusan. Suatu keputusan diambil oleh
manajemen umumnya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
yang ada pada saat itu, antara lain informasi yang tersedia,
keterbatasan waktu, dan beberapa variabel lain baik internal maupun
eksternal (lingkungan). Dalam kenyataannya, sering dijumpai bahwa
beberapa keputusan yang diambil secara demikian memberikan hasil
yang kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan.
Keterbatasan ini merupakan keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh
manajemen.
2. Kegagalan menterjemahkan perintah
Pengendalian telah didisain dengan sebaik-baiknya, namun kegagalan
dapat terjadi yang disebabkan adanya pegawai (staf) yang salah
menterjemahkan perintah dari pimpinan. Kesalahan dalam
menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan
atau kecerobohan pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan
dapat lebih diperparah apabila kegagalan menterjemahkan perintah
dilakukan oleh seorang pimpinan.
3. Pengabaian manajemen
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua
pihak atau unsur dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga
terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu organisasi
memiliki pengendalian manajemen yang memadai sekalipun,
pengendalian tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya jika staf
atau bahkan seorang pimpinan mengabaikan pengendalian.
stilah “pengabaian manajemen” ditujukan pada tindakan manajemen
yang mengaibaikan pengendalian dengan tujuan untuk kepentingan
pribadi atau untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan
dan kinerja organisasi yang bersangkutan.
4. Adanya Kolusi
Kolusi adalah salah satu ancaman dari pengendalian yang efektif.
Pemisahan fungsi telah dilakukan namun jika manusianya melakukan
suatu persekongkolan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan
tertentu selain organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun
tidak akan dapat mendeteksi atau mencegah terjadinya suatu
tindakan yang merugikan organisasi.
Sebagai contoh, konsultan pengawas atas suatu kegiatan
pembangunan gedung kantor melakukan kolusi dengan pihak penyedia
barang dan jasa yang melaksanakan pembangunan dengan cara
memberikan peluang terjadinya penyimpangan dalam spesifikasi. Hal
ini dapat terjadi apalagi pejabat pembuat komitmen kegiatan
tersebut kurang aktif melakukan pengecekan.
Contoh lain, kolusi yang terjadi antara penyedia barang dan jasa
dengan pihak penerima barang. Penyedia barang dan jasa
menyerahkan barang yang dipesan dengan kualitas dan kuantitas yang
berbeda tetapi dinyatakan dalam faktur penagihan telah sesuai
dengan yang dipesan. Di lain pihak, si penerima barang memproses
penerimaan barang tersebut seolah-olah telah diterima sesuai dengan
kualitas dan kuantitas yang dipesan.

sumber : http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/252/AT_SPM_

Posted in Uncategorized | Leave a comment

noted!!!

Kenapa manusia bersusah payah, mereka menghancurkan segalanya yang telah mereka buat dan memulai kembali.. Kita pikir kita sangat buruk dalam menghadapi pikiran kita sendiri, apakah kita harus melupakan masa lalu??

Mencari sesuatu yang berguna dari puing – puing dan membangun masa depan dengan hal itu.. Biasanya kita mencoba untuk lepas tangan dari masalah yang serdang kita hadapi, tapi hal itu lah yang akan membawa dirimu ke dalam masalah sesungguhnya…

Selama berhari-hari,kita kehilangan harapan tentang nasib saudara kita!!
Sering sekali setiap perkataan/tulisan tidak pernah berjalan dengan kenyataan.

I can not do great things. I can only do little things with great love.”

Posted in Uncategorized | Leave a comment

penyusunan rencana bisnis

-Rencana bidang pemasaran

Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).

Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).

Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut “Konsep Pemasaran”.

Konsep pemasaran

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.

Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).

Tiga unsur konsep pemasaran:

  1. Orientasi pada Konsumen
  2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
  3. Kepuasan Konsumen

Konsep pemasaran

Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.

Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).

Tiga unsur konsep pemasaran:

  1. Orientasi pada Konsumen
  2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
  3. Kepuasan Konsumen

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pemasaran

Posted in Uncategorized | Leave a comment

penyusunan rencana bisnis

-rencana dalam bidang produksi

Pendahuluan

Business Plan

Adalah suatu dokumen tertulis yang menggambarkan secara sistematis suatu bisnis/usaha yang diusulkan

Kegunaan :

kegiatan penelitian (bisnis) yg akan dilaksanakan /sedang berjalan tetap pada jalur yg direncanakan pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (investor, lembaga keuangan dll)

  • ringkasan yang menjadi titik perhatian (highlight) perencanaan bisnis. ditulis setelah dokumen perencanaan bisnis selesai dibuat
  • tujuan : memberikan gambaran perencanaan bisnis pengusul kepada ‘pembaca’.
  • Harus jelas, tepat dan singkat (maks 2 hal)
  • Mengungkapkan :

mengapa direncanakan /bergelut di bidang ini

cara mengimplementasikan, keinginan-keinginan yang hendak kita capai

Produksi

Deskripsi Produk :

Memberikan penjelasan singkat mengenai ‘produk/jasa’ yang ditawarkan. Penjelasan sesederhana mungkin tetapi cukup jelas bagi orang awam, karena investor/mitra kerja mungkin tidak memahami produk yang ditawarkan.

Produk Features (Keunggulan Produk)

Menjelaskan keunggulan produk yang ditawarkan dibandingkan dengan yang telah ada di pasaran.

Proses Produksi.

Proses produksi umumnya memiliki dua proses yang cukup penting dalam memainkan perannya. Dua proses produksi tersebut yaitu :

1. Produksi Partaian.

Produksi partaian, (bahasa Inggris: batch), adalah proses produksi yang tidak berlangsung secara kontinu. Proses produksi secara partaian pada umumnya dilakukan oleh industri proses kimia dengan skala produksi kecil atau menengah dan industri manufaktur. Contoh dari industri yang umumnya melakukan proses produksi secara partaian adalah industri manufaktur seperti industri sepatu dan industri proses kimia seperti industri farmasi, tinta, cat, dan perekat. Pada proses produksi partaian tinta dan cat, dikenal teknik colour-run. Teknik ini berlangsung dengan memproduksi warna paling muda terlebih dahulu, seperti misalnya kuning muda, dilanjutkan dengan warna yang lebih tua, seperti misalnya jingga, kemudian merah dan seterusnya hingga mencapai warna hitam dan proses produksi diulang lagi. Dengan menggunakan teknik ini, pencucian dan rekonfigurasi mesin antar partai dapat diminimalkan. Namun demikian, warna putih (yaitu warna opaque, bukan transparan), adalah satu-satunya warna yang tidak dapat diproduksi dengan menggunakan teknik ini karena pigmen putih dapat mempengaruhi warna lain.

Bila dibandingkan dengan proses produksi secara kontinu, proses produksi secara partaian lebih tidak efisien. Pada setiap akhir proses produksi partaian, peralatan proses harus dihentikan, dikonfigurasi ulang, dan dilakukan pengecekan terhadap kualitas produk sebelum partai selanjutnya diproduksi. Hal ini menyebabkan adanya waktu jeda antar proses produksi.

Namun demikian, proses produksi secara partaian memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan proses produksi secara kontinu. Proses produksi secara partaian cocok untuk industri yang memproduksi produk-produk musiman atau produk yang tuntutan pasarnya sulit diprediksi. Selain itu, industri yang proses produksinya berlangsung secara partaian lebih dinamis dibandingkan industri yang proses produksinya berlangsung secara kontinu. Karena bersifat partaian, satu jalur produksi dapat digunakan untuk memproduksi berbagai jenis produk. Industri juga dapat menggunakan proses produksi partaian untuk membuat produk contoh. Jika produk ternyata tidak sesuai dengan keinginan pasar, maka produksi dapat dihentikan tanpa kerugian yang besar.

2. Produksi Kontinu.

Produksi kontinu adalah suatu metode proses produksi di mana proses berlangsung secara terus menerus tanpa terhenti. Proses produksi kontinu adalah kebalikan dari proses produksi partaian.

Proses produksi secara kontinu dilakukan pada industri dengan skala produksi besar. Contoh industri yang melakukan produksi secara kontinu adalah industri gelas. Gelas dipanaskan sehingga berbentuk lunak dan kemudian dialirkan ke mesin pencetak untuk dibentuk. Proses pencairan dan pencetakan berlangsung secara terus menerus tanpa terhenti. Proses produksi pada umumnya dihentikan berdasarkan keperluan perawatan dan perbaikan. Secara rutin (bisa sebulan sekali, enam bulan sekali, atau setahun sekali) proses produksi dihentikan dan dilakukan perawatan dan pemeriksaan menyeluruh (overhaul) terhadap alat-alat proses.

Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem yang terotomatisasi. Dengan bantuan PLC (Programmable Logic Controller) atau pengontrol otomatis lain, kesalahan proses produksi akibat kecerobohan manusia dapat dikurangi sehingga proses produksi dapat berlangsung terus menerus dengan kondisi yang stabil atau bahkan mendekati tunak (semua keadaan konstan dan tidak berubah).

Bila dibandingkan dengan proses produksi secara partaian, proses produksi secara kontinu bersifat lebih efisien karena waktu jeda yang terdapat pada proses produksi partaian dapat dihindari. Kelemahan yang dimiliki proses produksi secara kontinu adalah sifat alatnya yang tidak dapat dimodifikasi. Pada umumnya, satu jalur produksi hanya dapat digunakan untuk memproduksi satu jenis produk.

Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi

Untuk mencapai tujuan suatu usaha perusahaan dalam manajemen produksi yaitu pencapaian target produksi dengan baik dan menguntungkan tanpa banyak mengalami kerugian atau meminimalisir kesalahan serta mendukung tujuan dari intelejen bisnis (business intelligence), maka dirasa sangat perlu adanya pengambilan keputusan dalam manajemen produksi itu sendiri. Dan pengambilan keputusan dalam manajemen produksi bias disebut juga sangat berperan aktif dalam untung-ruginya suatu perusahaan / usaha baik besar maupun kecil. Pada umumnya pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dapat di kategorikan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti (certainty).

2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.

3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainty).

4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.

E. Ruang Lingkup Manajemen Produksi.

Ruang lingkup manajemen produksi meliputi poin-poin berikut, yaitu :

1. Perencanaan system produksi.

a) Perencanaan produk.

b) Perencanaan lokasi pabrik.

c) Perencanaan letak fasilitas produksi.

d) Perencanaan lingkungan kerja.

e) Perencanaan standar produksi.

2. Sistem pengendalian produksi.

a) Pengendalian proses produksi.

b) Pengendalian bahan baku.

c) Pengendalian tenaga kerja.

d) Pengendalian biaya produksi.

e) Pengendalian kualitas pemeliharaan.

3. Sistem informasi produksi.

a) Struktur organisasi.

b) Produksi atas dasar pesanan.

http://mukhammadluthfinugroho.wordpress.com/2010/12/18/

 

Posted in Uncategorized | Leave a comment